Kenapa orang mau kerja yang gak enjoy?
Welcome back to Happy Macul blog newbie
yang mencoba untuk membahas problema-problema masa kini. Bagi pembaca yang
sudah pernah membaca blog gue yang sebelumnya (ini adalah yang kedua) pasti
sudah mengerti apa sih Happy Macul
itu. Nah, sekarang gue akan membahas sedikit lebih dalam mengenai happy macul.
Kalau di blog sebelumnya, gue sudah
menjelaskan arti dari happy macul yang
bisa bermakna dua arti, yaitu happy macul dalam bentuk ucapan selamat dan yang
kedua happy macul dalam bentuk compliment.
Selamat bekerja kepada para orang-orang yang bekerja dengan struggle untuk memenuhi kebutuhan hidup
sembari ditempa dahsyatnya perlawanan hati yang tidak nyaman dengan deadline, pressures, suasana kerja yang tidak nyaman, ditambah lagi memang
kalian tidak suka dengan pekerjaan kalian alias belum mendapatkan pekerjaan
yang dicita-citakan. Dan selamat berkarya kepada orang-orang yang sudah siap
atau settled dalam membangun karir
atau cita-cita yang memang sudah kalian cita-citakan, tinggal di gas pol on track, jalanin dengan enjoy tapi dapat duit juga.
Nah, ini yang mulai menjadi ‘makanan’
sehari-hari setiap orang. Gue gak tau pasti apakah generasi lawas jaman dulu
merasakan dilema seperti di jaman sekarang ini. Suatu hari gue mendengar di
radio Hardrock FM dimana penyiarnya sedang membacakan hasil survey dari
Q-research (salah satu badan survey swasta milik MRA Group) yang mengatakan 80%
pekerja di Jakarta belum mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakan, 20% lainnya
sudah mendapatkan pekerjaan idaman. Ternyata masih banyak banget ya orang yang
mengalami hal tersebut. Kesannya, kenapa elo membohongi diri sendiri? Kenapa
masih mau aja mengerjakan sesuatu yang memang dari awalnya elo gak enjoy? Gak segampang itu bro sist.
Terdapat banyak alasan para maculers untuk menahan hasratnya dalam
mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakan. Dan bagi kalian yang mungkin sudah settled dan awalnya sudah mendapatkan
banyak support, tinggal jalanin apa
yang kalian mau, ini mungkin terdengar aneh dan bertanya “kalian ngapain sih
menyiksa diri?”. Banyak faktor kenapa orang menahan passion mereka dan mengerjakan hal yang tidak mereka sukai,
contohnya:
“Keluarga”
Keluarga. Keluarga ini
biasanya menjadi faktor yang terbesar dalam pengambilan keputusan seorang anak
pada saat berkarir. Sudah banyak sekali ukuran atau patokan yang tercipta
dibandingkan jaman bokap nyokap kita dulu, saat ini anak bisa dibilang sukses
jika gimana, bisa dibilang berbakti pada orang tua jika nurut omongan orang tua
untuk bekerja ini bekerja itu. Misalnya, PNS adalah pekerjaan idaman bagi
setiap orang karena udah set up banget
future-nya, padahal kalian gak suka
kerjaan PNS tetapi karena mengikuti keinginan dan kenyamanan orang tua semata,
mau gak mau kalian nurut dan jalanin aja tuh.
“Kondisi Keuangan”
Kondisi Keuangan. Dari jaman
dulu sampe sekarang kayaknya ini faktor yang paling bikin orang kesel setengah
mati. Kenapa harus duit? Gak sedikit dari kalian yang pasti dari jaman kuliah
udah meleset jurusannya dan itu karena duit, mau jurusan ini tapi kuliahnya
mesti di fakultas ini, dan itu tuh gak murah. Saat dunia kerja ada beberapa
keinginan ataupun cita-cita kalian yang mau gak mau di pause dulu karena belum ada modal, “nanti aja lah ya tunggu duitnya
ada”. Pada saat kalian bokek dan perut harus tetep makan, kerjaan apapun juga
bakal diembat, gak peduli lah kerjanya apaan tapi perut bisa makan, passion belakangan.
“Haus Predikat”
Haus Predikat. Please, predikat?
okay, sekarang kalian mempunyai
standarisasi, sukses itu harus punya mobil, sukses itu kalo elu sudah mencapai
tingkatan manager atau head department, dan sebagainya. Nanti
diumur segini gue harus sudah bisa punya rumah, punya mobil, menikah di gedong
– yang membuat kalian ragu untuk mengambil keputusan lain atau pindah kerjaan
lain, stay dulu disini karena gak mau
ngulang dari awal lagi. Walaupun itu bukan pekerjaan yang kita suka, tapi bisa
jadi berkarir disana, yang penting orang sudah liat ”gue berhasil coy”. Ayolah,
yakin nantinya kalian akan bahagia? Predikat itu hal maya dan sifatnya sesaat
saja loh. Dan standarisasi kalian bisa saja benar, bisa saja salah.
“Future Gak Jelas!”
Future gak jelas! Pasti
kalian mengerti bagian yang ini. Tidak sedikit orang yang awalnya punya hobi, passion, kesukaan terhadap hal yang
belum bisa dimengerti orang lain seta keluarga, dan mereka bilang kalau apa
yang kita ingin jalankan itu gak punya kejelasan untuk masa depan. “Lo mau
dapet duit darimana?”, “kerjaan begituan kan simpang siur”. Menurut gue pribadi
sih, saat hati kecil kalian muncul gambaran untuk menjalankan sesuatu yang indie atau tidak umum bagi orang lain,
terbentuknya hati kecil kalian itu karena sudah melihat figur seseorang atau
dapat sumber informasi darimanapun itu dan yang kalian lihat itu pasti orang
yang sudah sukses di bidang yang kalian suka, jadi kenapa takut?
“Social Judgement”
Social Judgement. Kalau yang
satu ini sih menurut gue yang paling repot dari semuanya. Kebanyakan orang itu
mengubur cita-citanya hanya karena dorongan orang lain. Masyarakat, keluarga,
teman-teman, setiap orang pandangan tersendiri dalam menjalani Life & Career dengan baik dan benar,
dan tidak sedikit orang yang memaksakan ukurannya pribadi kepada orang lain.
Kalian akhirnya mendengarkan dan mulai berpikir “mungkin yang gue jalanin ini
memang salah, bikin kecewa orang lain”, “gue gak mau ngejalanin ini lagi,
karena nanti orang bakal jauhin gue”. Semangat ya, pada akhirnya kita hidup
hanya untuk memenuhi ekspetasi orang lain, sedangkan batin kita gak pernah
dikasih makan.
Kira-kira itulah hal-hal general
yang membuat kalian akhirnya memilih untuk melakukan hal yang sebenarnya tidak enjoyable untuk kalian. Jika kalian
masih berada di fase tersebut, tidak ada yang salah dari hal tersebut. Gue
pribadi sendiri pun masih melakukan hal yang belum enjoyable. Sekali lagi, gak ada yang salah, karena ini adalah
proses kehidupan, mungkin belum sekarang, tapi nanti. Mungkin saat sudah sampai
fase ‘bener-bener gak tahan’ baru kalian mengeluarkan paradigma baru.
Pengen gak sih untuk merubah diri kalian untuk berani melawan ini
semua? Jika kalian mengalami dilema besar dalam dunia perpaculan saat ini, dan
ingin bisa menjadi orang yang berkarya terus mendapatkan rezeki dari passion kalian, sudah pasti kalian harus
mengorbankan salah satu atau salah banyak dari faktor-faktor yang gue sebutkan
diatas. Supaya nanti akan jadi happy
macul yang benar-benar happy.
Semoga bacaan ini bisa sedikit menghibur hati kalian yang lagi
berkecamuk, teruslah semangat, teruslah maju tapi maju itu harus diarahkan ke
hal yang elo inginkan. Kerja terus, untuk makan, untuk masa depan, Happy Macul guys!
-Martinus Prabowo-